Kamis, 26 Agustus 2010

Valentina di hari Valentine

*ini adalah hasil urek urekan saya yang k.dua yang saya postingkan d.blog saya, mungkin anda berfikir saya adalah penggila valentine karena melihat sinopsis saya yang berjudul Valentine Princess yang notabene.a masi berbau bau valentine, namun anda akan mendapatkan jawaban TIDAK dari saya,karena sebenarnya saya bukan penggila valentine atupun orang yang menganggung agungkan hari valentine sebagai hari kasih sayang*


*cerpen ini d.ilhami dari inspirasi buntu saya, karena sedang bingung mencari tema apa yang cocok untuk sebuah cerpen yang d.buat atas dasar demi mengerjakan tugas bahasa indonesia semasa saya duduk d.kelas IX SMP*


Valentina di hari Valentine

Namaku Valentina Febriana, aku lahir tepat pada tanggal 14 februari dimana hari yang diabadikan sebagai hari valentine, atau yang sering orang sebut sebagai hari penuh kasih sayang. Banyak orang mengatakan bahwa namaku ini adalah doa agar aku selalu disayangi dan dikasihi oleh setiap orang di dunia ini. Aku terlahir sebagi anak sulung dari dua bersaudara di sebuah keluarga yang penuh dengan rurtinitas. Ibuku adalah seorang wanita karir yang selalu menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bekerja. Sedangkan ayahku adalah seorang pengusaha yang hampir setiap harinya ia habiskan waktunya untuk berada diluar rumah untuk bekerja.

Situasi ini terkadang sering membuatku merasa sebagai anak yang terabaikan. Dan terkadang tak sedikit pula dari teman-temanku selalu mencemohku dengan sebutan sebagai anak seorang pembantu, ya pantas saja karena setiap harinya aku selalu bersama dengan pembantuku, walaupun aku sadari betul bahwa pembantuku lebih sering berada bersamaku ketimbang ibu kandungku sendiri. Semua ini sering membuatku merasa sebagai anak yang tak diangaap. Berbeda dengan adiku, entah sesibuk apapun ibuku ia salau menyempatkan diri untuk menanyakan apasaja yang telah ia lakukan. Dan semua yang menyangkut tentang adiku tidak boleh tersentuh oleh pembantu melainkan selalu ibu lakukan dengan tanganya sendiri. Hal ini turut menambah rasa cemburu, iri, serta rasa selalu diperlakukan tidak adil dalam benakku. Terkadang aku bertanya dalam hati apakah aku ini benar-benar anak kandung mereka atau bukan, ya walaupun sesungguhnya aku tahu aku ini benar-benar sebagai anak kandung biologis dari kedua orang tuaku, dan semua itu berdasarkan bukti yang nyata. Aku menyadari mungkin statusku sebagi anak sulung, turut berperan dalam kasus ini, namun apakah status ini berhak membuatku diperlakukan seperti ini. Bahkan peryataan orang-orang mengenai namaku ini sangat aku tentang mentah-mentah. Namun semua itu tak mengurangi rasa hormat serta sayangku terhadap kedua orangtuaku, walaupun aku tak mengetahui apakah perasan itu juga ada pada diri kedua orang tuaku. Aku selalu berharap bahwa akan ada hari dimana semuanya kan berubah dan semua dugaanku tentang ketidak adilan ini tidak terbukti.

Namun semua harapanku hampir lenyap ketika suatu peristiwa menimpa aku dan adiku. Peristiwa yang terjadi ketika kami tengah berlibur di puncak bogor. Kejadian ketika pertama kali kami menepakan kaki ke sebuah villa keluarga kami yang hampir tiga tahun tak ditempati. Bermula dari sebuah hal kecil, yang tak terduga yang dapat berubah menjadi masalah besar yang benar-benar sangat menyiksa batinku. Ya peristiwa ketika aku dan adiku tengah asyik menunggang kuda, pada saat kami sedang menikmati keindahan puncak bogor dikala senja. Karena aku terpana akan keindahan langit senja, hingga tak sadar akan teriakan adiku yang merengek meminta untuk segera kembali ke villa. Karena begitu terpananya, aku tak mendengar semua rengekan tadi, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghampiriku dan menyadarkanku atas segala keterpananku ini. Dan tak terduga ketika ia hendak menepakan kaki kanannya ke tanah, sang kuda mendadak berlari dan menyeret adiku, dan puji tuhan tak disangka sesorang malaikat penyelamat datang dan menyelamatkannya, dia adalah danu seorang anak tukang kebun villa kami sekaligus teman masa kecilku ketika aku tengah berlibur di villa. Hubunganku dan danu memang bisa dibilang cukup dekat, mungkin karena di adalah satu-satunya temanku dikala aku tengah bersedih. Tak pandang siapa dia, aku tetap merasa nyaman berteman dengannya mungkin karena dia adalah seorang yang mempunyai sifat paduli dan dia juga makhluk yang selalu dapat membuatku tersenyum ketika aku bersedih ya walaupun kedua orang tuaku tak begitu senang dengan persahabatan kami. Dan semenjak kejadian itu, kedua orangtuaku selalu menyalahkanku atas segala sesuatu yang terjadi pada diri adiku terlebih lagi kini ibuku menjadi sangat membenciku seakan-akan aku ini bukan darah daging yang terlahir dari rahimnya sendiri. Dan mereka selalu juga menjadikan kejadian tersebut sebagai tameng untuk selalu menyalahkanku dengan dalih aku pernah nyaris mencelakai adiku sendiri, walaupun sesungguhnya semua itu bukan seutuhnya mutlak kesalahanku. Entah apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupku, mengapa aku tak menapatkan perlakuan yang sama seperti teman-temanku lainya yang selalu mendapatkan perhatian khusus dari ibu kandungnya namun bahkan mengapa aku selalu menjadi korban praduga tak salah atau lebih tepatnya aku ini selau dijadiakan pelimpahan atas suatu masalah. Hingga terlintas dalam benakku mengapa dunia ini sangat tak adil bagiku, dan apa sebab dari semua perlakaun ini. Namun akhirnya jawaban atas semua pertanyaanku terkuak, ketika tak sengaja ku dengar percakapan kedua orang tuaku dan akhirnya kini ku mengerti apa yang sebenarnya menjadi penyebab atas semuanya. Ternyata semua ini terjadi karena obsesi orang tuaku yang sangat menginginkan anak sulungnya terlahir sebagai lelaki yang kelak akan meneruskan mata rantai bisnis mereka tak terwujud. Semua ini bagikan sambaran petir bagiku yang menusuk hingga tulang-tulangku, timbul perasaan dalam benakku mengapa aku ini harus terlahir sebagai seorang anak perempun bukan seorang anak laki-laki yang mereka idamkan agar tak akan ada semua perlakuan seperti ini.

Hari ini adalah hari peringatan hari valentine tepat dimana setiap sudut ku temukan orang-orang yang tengah mengucapkan ucapan-ucapan selamat hari valentine bagi orang-orang yang mereka kasihi. Dan tentu saja hari ini adalah hari tepat dimana aku genap berusia tujuh belas tahun, namun sayangnya tak ada satu pun ucapan selamat ulang tahun dan ucapan selamat hari valentine bagiku, bahkan dari kedua orang tuaku sendiri tidak seperti yang ku temukan di setiap sudut sepanjang hari ini. Namun tiba-tiba ketika baru saja aku meninggalkan sekolah sejauh limaratus meter, handphone ku berdering tak seperti biasannya ada seseorang yang mengirimkan pesan untukku. Ku buka handphone dan tak disangka ku dapati sebuah pesan dari danu di inboxku, sebuah ucapan ulang tahun dan ucapan hari valentine untukku yang seperti biasa ia kirimkan untukku saat aku berulang tahun. Betapa senangnya hatiku ketika ku dapati masih ada seseorang yang mengingat hari ulang tahunku dan bersedia memberikanku sebuah ucapan selamat ulang tahun dan hari valentine. Ketika itu kudapati diriku telah berada tepat di depan sebuah zebra cross, ku hentikan diri sejenak untuk membalas pesan dari danu sekligus mengucapakan beribu-ribu ucapan terima kasih atas ucapan yang telah ia berikan padaku. Ketika pesan telah tersampaikan buru-buru ku langkahkan kakiku untuk menyebrangi zebra cross di depannku yang telah menantikan pijakan dari ku. Namun tiba-tiba bunyi klakson menyambarku dan brukk, tubuhku terhempaskan oleh sebuah mobil sedan hitam yang kurasa sangat tidak asing lagi bagiku. Sekrumunan orang mengelilingiku, tubuhku terasa sangat berat untuk ku gerakan kan bau amis darah dari tubuhku menyelimuti setiap rongga lubang hidungku hingga membuatku terasa berat untuk menghirup udara dunia. Pandanganku tersita, Tak kau sangka ibuku muncul ditengah-tengah kerumunan orang yang tengah mengelilingiku. Ku lihat paras panik menghiasi wajah cantiknya, tak ku sangka pula kata sayang mendarat secara indah di telingaku dan sebuah pelukan hangat mendekap di badanku pelukan yang selama ini sangat ku idam-idamkan. Dengan sekuat tenaga ku coba ucapakan sebuah kalimat untuk ibuku

Se..laaaa..mat Haa…rrii Va..len..tine Maaa

tak kusangka suara lembut yang melantunkan ucapan selamat ulang tahun dan ucapan selamat hari valentine untuk ku meluncur dari mulut hangat ibuku disertai air mata yang bercucuran hingga menetes di setiap permukaan wajahku. Kata-kata yang sangat asing bagiku, kata-kata yang baru pernah ku dengar langsung dari bibir seorang wanita yang sangat ku cintai. Bermacam-macam permintaan maaf dan penyesalannya terlantun dari bibir manisnya. Dan semua ini membuatku merasakan keindahan dunia ini yang sesungguhnya, dan tiba-tiba pikiranku terlintas pada sebuah harapan akan suatu hari yang indah dimana sebuah kasih sayang datang menghampiriku dan mendekapku dan kasih sayang itu berasal dari ibu kandungku, seseorang yang sangat ku harapkan kasih sayangnya melekat pada jiwaku. Semua ini telah membuat hatiku seakan-akan melayang melambai-lambaikan kegembiraannya padaku dan tanpa terasa tubuhku terasa ringan dan semakin ringan hingga membuat tubuhku terangkat terbang bagai terhempas angin.


SELESAI

02 Nopember 2009, 19:35:14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar